UJIAN ALLAH ADALAH AWAL KENIKMATAN
UJIAN ALLAH ADALAH AWAL
KENIKMATAN
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. وَالصَّلاَةُ
وَالسَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ وَاْلمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا
وَحَبِيْبِنَا وَقُرَّةِ اَعْيُوْنِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ
اَجْمَعِيْنَ. اَمَّابَعْدُ
Ayyuhal Musyahidun Rahima kumullah,
Adalah orang beriman memandang dunia seisinya
ini sama dengan penjara.
اَلدُّنْيَا سِجْنٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ
“Dunia ini adalah penjara bagi
orang-orang yang beriman”.
Hiruk-pikuknya dunia tak akan menyilaukan mata
bagi mukminin dan mukminat. Orang mukmin itu hanya sibuk dengan menyiapkan
urusan akhirat, kalau toh dirinya bisa beribadah pada hatinya dihantui
kekhawatiran takut ibadahnya tidak diterima oleh Allah SWT.
Hidupnya orang-orang beriman selalu Zuhud dan
Qana’ah, mereka tidak tamak akan dunia, mereka selalu syukur dengan pemberian
Allah. Baginya urusan dunia akan menyibukkan hatinya dan dapat menyulitkan
fikirannya. Orang beriman tidak mau otaknya tersita hanya karena harta, jabatan
dan pangkat. Prinsipnya :
äotÅzEzs9ur ×öy{ y7©9 z`ÏB 4n<rW{$# ÇÍÈ
“Dan
Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang
(permulaan)”. (Ad-Dhuha : 4)
Saudara...! Maka tidak heran kalau
Rasulullah ditawari gunung uhud akan dijadikan emas, tetapi Rasulullah menolak,
karena beliau tahu untuk apa urusan dunia beliau terima, karena ada yang lebih
besar dan lebih dahsyat yaitu “Urusan Akhirat”. Sabda Rasulullah SAW. :
اَلزُّهْدُ فِى الدُّنْيَا يُرِيْحُ اْلقَلْبَ
وَاْلجَسَدَ وَالرَّغْبَةُ فِيْهَا تُنْعِبُ اْلقَلْبَ وَاْلبَدَنَ.
“Zuhud / mengurangi kesibukan dunia,
membuat hati dan raga dapat beristirahat, sebaliknya cinta kehidupan dunia
mengakibatkan hati / pikiran sulit dan badan yang capek”.
Ma’asyiral hadirin Rahima kumullah,
Kesulitan, ujian, kesedihan akan menjadi nikmat
bagi orang yang beriman, karena semua yang terjadi pada dirinya adalah tegus
sapa Allah SWT.
Terpenting baginya adalah ridha-Nya, apalah
artinya kaya tapi dibenci Allah. Apalah artinya jabatan kalau Allah murka.
Saudara...! Ada kisah yang patut
dijadikan suri teladan dalam kehidupan kita.
Hiduplah seorang Abid (ahli ibadah) di jaman
Bani Isra’il, malam harinya shalat, dzikir tiada henti dan di siang harinya ia
berpuasa walau susah dalam mencari maisyah (biaya hidup)nya.
Suatu hari ia membawa barang dagangannya
alat-alat rumah tangga, ia keliling sepanjang hari, ketika sudah sore hari ia
memasuki lingkungan istana, pembelinya banyak berkerumun. Entah tertarik dengan
barang dagangannya atau karena ketampanan penjualnya.
Dari kejauhan sana telah mengamati Sang
Permaisuri Raja. Lalu diundanglah Sang Pedagang Abid yang melarat itu. Tanpa
curiga sedikitpun Sang Abid menawarkan barang dagangannya. Namun ujian iman
tidak diminta dan tidak diundang mendatanginya. “Hai pedagang aku tidak butuh daganganmu, tetapi aku
tertarik dengan ketampananmu itu, kalau kamu mau melayani nafsuku, tentunya
akan lebih banyak uangmu dari pada uang dari daganganmu”, kata Sang Permaisuri
Raja. “Maaf Tuan Permaisuri! Bukannya aku tidak mau dan tidak suka dengan
kecantikan Tuan Permaisuri. Bukannya aku takut dengan Raja suami Tuanku, tetapi
hamba takut kepada Maha Raja Dialah Allah Azza wajalla”. Jawab Sang Abid.
“Hai pedagang! Mau lari dan mau menolak
bagaimana, pintu istana ini semuanya terkunci, ayolah layani aku”, sahut Si
Permaisuri. “Baiklah kalau begitu! Tapi ijinkanlah hamba wudhu dan shalat dua
rakaat dulu”, pinta Sang Abid.
“Ya baiklah aku tunggu disini!” kata
permaisuri. Lalu Sang Abid naik ke lantai atas untuk melaksanakan shalat.
Setelah shalat Sang Abid yang pedagang itu berdo’a kepada Allah : “Ya Allah,
hamba mohon lindungi kami dari bisikan syetan. Ya Allah hamba sudah 70 tahun
terus menerus beribadah, hamba mohon bebaskan kami dari keburukan wanita itu Ya
Allah”. Sehabis berdo’a ia nekat dari pada berzinah dengan permaisuri lebih
baik aku mati dan ia loncat dari tempat shalatnya uang tingginya 20 meter.
Pada saat itu pula Allah mengutus malaikat
Jibril untuk menangkapnya dan Alhamdulillah ia selamat dan pulang ke rumah
bertemu dengan keluarganya.
Saudara...! Ujian belum usai,
sesampai di rumah ada orang miskin minta roti dan nasi. Ia jawab “Maafkan kami,
sudah 2 hari ini dapur kami tidak memasak apapun, karena kami dalam kesulitan
mencari nafkah. Tetapi demi Allah untuk meyakinkanmu wahai si miskin, masuklah
kedapur kami!”
Masya Allah ! Tanpa diduga ternyata di dapurnya
Si Abid sudah ada berbagai macam masakan yang masih hangat. Itulah masakan
kiriman malaikat dari Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim. Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW. :
اَيُّمَا مُسْلِمٍ كَسَا مُسْلِمًا ثَوْبًا عَلَى عُرًى
كَسَاهُ اللهُ مِنْ حُضَرِ لِبَاسِ اْلجَنَّةِ.
“Mana saja orang muslim yang suka
memberi pakaian kepada sesama yang tengah kedinginan, maka Allah memberi
pakaian kepadanya kain hijau dari surga”.
وَاَيُّمَا مُسْلِمٍ اَطْعَمَ مُسْلِمًا عَلَى جُوْعٍ
اَطْعَمَهُ اللهُ تَعَالَى مِنْ ثِمَارِ اْلجَنَّةِ.
“Dan mana saja orang muslim yang suka
memberi makanan kepada sesama muslim yang sedang kelaparan, maka Allah SWT.
memberinya makan dari buah surga”.
وَاَيُّمَا مُسْلِمٍ سَقَى مُسْلِمًا عَلَى ظَمَاءٍ
سَاقَاهُ اللهُ تَعَالَى مِنْ رَحِيْقٍ مَخْتُوْمٍ.
“Dan mana saja orang muslim yang memberi
minum kepada sesama muslim yang sedang haus, maka Allah SWT. memberinya minum
dari arak yang berstempel (diridhai Allah)”.
Semoga kita dapat memetik hikmah dari kisah
tadi. Terima kasih dan mohon maaf.
وَاْلعَفْوُ مِنْكُمْ وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ
وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
0 Response to "UJIAN ALLAH ADALAH AWAL KENIKMATAN"
Posting Komentar