AKHIRAT ADALAH KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK DAN KEKAL - . -->

AKHIRAT ADALAH KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK DAN KEKAL


AKHIRAT ADALAH KEHIDUPAN  YANG LEBIH BAIK DAN KEKAL
 OLEH : Dr. KH Irfan Aziz, M.Ag
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hayatul Islamiyah Kota Malang

(الْعَجَبُ كُلَّ الْعَجَبِ مِمَّنْ يَهْرَبُ مِمَّا لاَ اِنْفِكَالَ لَهُ عَنْهُ وَيَطْلُبُ مَالاَ بَقَاءَ لَهُ مَعَهُ). فَإِنَّهَا لاَ تَعْمَى الْأَبْصاَرُ وَلَكِنْ تَعْمَى الْقُلُوْبُ الَّتِى فِى الصُّدُوْرِ (الحج 46)
“Yang paling mengherankan dari hal yang mengherankan adalah orang yang lari dari apa yang dia tidak bisa terlepas darinya dan malah mencari apa yang tidak kekal baginya”. “Karena sesungguhnya mata kepala itu tidak buta, tetapi yang buta adalah mata hati yang ada di dalam dada”.

Ayyuhal ikhwan wal akhawat Rahimakumullah
Bagi hamba yang arifin dan mukminin dunia fana’ ini dianggap penjara. Hidupnya tak pernah bebas lepas, tetapi terbatas dan dibatasi dengan syari’at. Pantang bagi salikin hidup semaunya menuruti kesenangan nafsunya, mereka sadar bahwa nafsu syahwatnya hanya mengajak pada perbuatan dosa, cela dan nista.
إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بالسُّوْءِ
“Sesungguhnya hawa nafsu itu hanya mengajak kepada perbuatan jelek”.
Apabila nafsu sudah menjadi kiblat hidupnya tentu akan semakin jauh dari Tuhannya, karena sudah diperhatikan hidupnya hanya mencari kesenangan sesaat. Padahal kesenangan sesaat pasti akan berujung kehancuran, kegelisahan dan kesusahan. Hamba yang menuhankan nafsunya berarti buta mata hatinya, mereka tidak peka perasaan dan mata hatinya mengalami kebutaan. Allah berfirman Al-Qur’an surat Al-Hajj ayat 46 :
 “Maka sesungguhnya bukanlah mata kepalanya  yang buta, tetapi yang buta, ialah mata  hati yang berada di dalam dada”.

Saudara seiman dan seagama,
Kebutaan mata kepala masih dapat dibantu dengan kejernihan suara yang masuk kelubang telinga atau masih dapat dibantu oleh kepekaan alat raba dan perasa. Tetapi kebutaan mata hati, batinnya yang buta akan berdampak pada perilaku manusia. Memang sih bentuk badannya manusia, tetapi perilaku hidupnya tidak ada bedanya dengan hewan bahkan lebih parah lagi. Allah berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 179 :
 “Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai”.

Saudara ! Kelalaian adalah sumber bencana dan malapetaka. Apabila manusia sudah lupa maka dunia ini terasa indah dan menyenangkan pada perasaannya seolah hidup hanya sekali untuk apa di sia-siakan, prinsip orang yang seperti ini biasanya “Aji Mumpung”. Mumpung masih hidup. Mumpung masih kaya. Mumpung masih punya jabatan. Lalu rambu dan norma tidak akan dihiraukan. Ia kumpulkan barang kesukaannya, ia makan segala apa yang di depan mata, ia lupa ingatan dan mabuk dunia. Pasti lupa kalau maut akan menjemputnya. Maka benar kalau Rasulullah mengingatkan kita :
أَكْيَسُ النَّاسُ اَكْثَرَهُمْ ذِكْرًا لِلْمَوْتِ وَالْإِسْتِعْدَادً لَهُ
“Secerdas-cerdasnya manusia adalah mereka yang banyak mengingat mati dan mereka yang mau mempersiapkan bekal kematiannya”.
Saudara terkasih karena Allah,
Mati adalah pasti dan misteri yang harus kita hadapi tentang kapan mati itu menjemput tidak ada yang tahu. Bagi arifin dan salikin sadar betul kalau hidup ini tidak hanya sekali di dunia saja, tetapi dunia adalah tempat bercocok tanam untuk di panen kelak di akhirat, apapun yang dilakukan di dunia pasti akan diterimakan kelak di akhirat. Al-Qur’an surat Al-Zalzalah ayat 7-8 :
 “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan) nya pula”.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Yang aneh dan sungguh aneh adalah sudah tahu bahwa mati itu pasti, dunia ini fanak masih saja mau dan mengikuti tipu daya dunia. Banyak orang masih mendewakan dan menuhankan dunia. Padahal dunia ini fana’ tidak kekal bahkan dunia ini hanya tipuan dan permainan dan sudah pasti apa yang dilakukan dan diperbuat di dunia pasti berakibat nanti di akhirat.

Saudara yang dirahmati Allah,
Agama Islam tidak melarang ummatnya untuk mencari harta fadhal dari Tuhannya, asalkan harta benda dijadikan sebagai sarana ibadah demi pencapaian dunia akhirat, sesuai dengan do’a kita kepada Allah Swt :
رَبَّناَ اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Namun demikian bagi orang yang bermakrifatullah mencari mardhatillah sadar sesadar-sadarnya bahwa akhiratlah tujuan utamanya, karena akhiratlah yang menjadi tempat tinggal yang sesungguhnya dan lama tiada batasnya. Firman Allah dalam Qur’an surat Al-A’la ayat 16-17 :
 “Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal”.
Maka dari itu saudara apalah artinya didunia bahagia yang hanya 60-70 tahun kesenangan sesaat sedangkan di akhirat hidup merana dan sengsara. Apalagi di dunia susah sengsara di akhirat siksa yang amat sangat telah menantinya, Na’udzubillahi tsumma Na’udzubillah. Sungguh benar Syeikh Imam Ibnu Athaillah menyampaikan keheranannya :
“Yang paling mengherankan dari hal yang mengherankan adalah orang yang berusaha lari dari sesuatu yang tidak mungkin terlepas dari padanya dan mencari sesuatu yang ia tidak akan dapat kekal”.

Semoga kita dapat mengambil hikmah dan manfaat dari pembahasan ini. Amin Ya Rabbal Alamin.



 DAFTAR PUSTAKA

1.     Kitab Al-Hikam, Ibnu Athaillah Al-Assakandary.
2.     Kitab Al-Hikam, Terjemahan bahasa jawa, Misbah bin Zaini Musthofa.
3.     Percikan Samudra Hikam, Muhammad Luthfi Ghozali.
4.     Al-Hikam Rampai Hikmah, Ibnu Athaillah, Syehk Fadhalla Haeri.
5.     Al-Qur’an Tafsir Perkata, Al-Hidayah.
6.     Shahih Bukhori, Percetakan Al-Hidayah.
7.     Shahih Muslim, Percetakan Al-Hidayah.
8.     Mutu Manikam dari Kitab Hikam, Ikhtisar Abu Hakim dan Kartowiyono, Lc.
9.     Himpunan Dalil dalam Al-Qur’an dan Hadits, Ahmad Muhammad Yusuf, Lc.

0 Response to "AKHIRAT ADALAH KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK DAN KEKAL"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel