HANYA ALLAH TEMPAT CURAHAN HATI
HANYA ALLAH TEMPAT CURAHAN HATI
OLEH : Dr. KH Irfan Aziz, M.Ag
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hayatul Islamiyah Kota
Malang
لاَتَرْحَلْ
مِنْ كَوْنٍ إِلَى كَوْنٍ فَتَكُوْنَ كَحِمَارِ الرَّحَى يَسِيْرُ وَالْمَكَانُ
الَّذِى ارْتَحَلَ اِلَيْهِ هُوَ الَّذِى ارْتَحَلَ مِنْهُ وَلَكِنْ ارْحَلْ مِنَ
الْأَكْوَانِ اِلَى الْمُكَوِّنْ – وَاَنَّ اِلَى رَبِّكَ الْمُنْتَهَى (النجم:42)
“Janganlah
kamu berjalan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain, sehingga engkau menjadi
seperti keledai penggilingan. Ia berjalan, tetapi yang dilaluinya adalah jalan
yang sudah dilewatinya, maka berangkat (berjalanlah) dari keadaan ke arah yang
menciptakan keadaan itu”. “Dan sesungguhnya kepada Tuhan jua berakhirnya semua
persoalan”. (QS. An-Najm : 42)
Saudara seiman
dan seagama,
Allah ciptakan
kehidupan ini sangat dinamis dari situasi yang satu ke situasi yang lain dari
keadaan yang gelap ke keadaan yang terang bahkan adanya hidup karena adanya
kematian, begitu juga adanya susah karena Allah ciptakan kebahagiaan. Tidak
akan pernah merasakan nikmatnya senang kalau tidak pernah susah.
Saudara! Sunnatullah berjalan dan berlaku
sampai kiamat, tidak akan berubah dan kejadiannya sangat dinamis sesuai dengan
kehendak-Nya. Firman Allah dalam Surat Ali-Imran ayat 27 :
“Engkau masukkan malam ke dalam siang dan
Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang
mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. dan Engkau beri rezki
siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)”.
Saudara yang dirahmati Allah,
Andaikata tidak ada siang malampun tak akan
datang, demikian juga adanya malam karena siang diciptakan. Tak aka nada
kematian kalau Allah tidak menciptakan kehidupan. Begitu juga kesedihan datang
karena manusia telah merasakan kebahagiaan. Kita akan menikmati senang apabila
telah menghadapi kesedihan. Kejadian ini akan terus menerus menimpa kehidupan
manusia yang semuanya itu adalah sama-sama dibutuhkan dalam proses pematangan
menuju ridha Allah. Firman Allah surat Al-Mulk ayat 2 :
“Dialah Dzat yang menjadikan mati dan hidup,
supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. dan Dia
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun”.
Tinggal kita sekarang! Senang atau susah
dianggap sebagai apa? Kalau susah dianggap sebagai siksa, maka sepanjang masa tak
akan menemui bahagia, karena model orang yang seperti ini mudah menyerah dan
putus asa dilengkapi dengan bumbu mengeluh dan menggerutu, sakit sedikit
mengeluh apalagi parah, lupa bahwa sehatnya sudah lama. Di uji dengan kesulitan
ekonomi, sewot kalang kabut bagai tidak akan ketemu dengan kehidupan lagi. Maka
seharusnya apabila menemui kesulitan, kesusahan seberat apapun atau bertemu
dengan masalah sehebat apapun hendaknya ditemui dan hadapi dengan ketenangan
hati. Jangan malah lari dan menghindari. Kalau orang menghindari kesulitan
pasti akan menemui kesulitan berikutnya.
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat
Rahimakumullah,
Sebenarnya yang ada di dalam kehidupan ini
apapun bentuknya, apapun jenisnya bukanlah kendala atau kesulitan, akan tetapi “Tantangan”.
Bila sesuatu itu dianggap kesulitan, maka kita akan menghadapinya dengan
terpaksa dan hati yang susah, lah …. Itulah yang disebut siksaan. Akan tetapi
bila kesulitan, kesusahan atau kesedihan itu dianggap sebagai “Tantangan”,
maka kita menghadapinya dengan enjoy lebih ringan, karena tantangan tersebut
dihadapi dengan hati bersemangat dan terasa tenang dalam menyelesaikan
permasalahan.
Saudara terkasih karena Allah
Allah berfirman dalam surat Al-Insyirah ayat
5-8 :
“Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”.
Banyak manusia menghadapi kesulitan mencari
solusi pemecahan kesulitan melalui daya upaya kemampuan sendiri kalau sudah
menemui jalan buntu minta pertolongan pada dukun bahkan syetan gundulpun
dimintai bantuan, cara yang demikian adalah cara yang keliru karena masalah
dihadapi dengan masalah sehingga timbul masalah yang baru. Maka benar kalau
Syeikh Imam Ibnu Athaillah mengatakan: “Janganlah menghindar dari satu
keadaan kepada keadaan yang lain maka engkau seperti keledai penggiling yang
sedang berjalan, jalan yang akan dilewati sesungguhnya adalah jalan yang telah
dilewati sebelumnya”.
Ayyuhal ikhwan wal akhawat Rahimakumullah,
Apabila seseorang mengalami kesulitan ingin
memecahkan sendiri kesulitan itu atau minta tolong kepada orang lain sama saja
seperti himar penggilingan artinya sama dengan membuka masalah baru. Akan
tetapi kalau ingin mengatasi masalah tanpa masalah berangkatlah, curhat dan
mengadulah kepada Si Pembuat masalah, “Dia-lah” Allah Azza wajalla, karena
hanya Allah-lah yang dapat mengeluarkan segala masalah dan kesulitan serta
menunjukkan apa hikmah dari masalah dan kesulitan itu. Firman Allah surat
An-Najm ayat 42 :
وَاَنَّ اِلَى رَبِّكَ
الْمُنْتَهَى (النجم:42)
“Dan
bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)”.
Tentunya
saudara! Segala sesuatunya harus diawali dengan niat tulus ikhlas tidak punya
tendensi apa-apa kecuali hanya “Ridha Allah Swt”. Sebagaimana sabda Rasulullah riwayat Imam Bukhari :
فَمَنْ
كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى الله وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ اِلَى الله وَرَسُوْلِهِ
“Barang
siapa berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan
Rasul-Nya”.
وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى
دُنْيَا يُصِيْبُهَا اَوْ امْرَأَةٍ يَتَزَوَّجُهَا فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَاهَاجَرَ
اِلَيْهِ
“Sedangkan barang siapa berhijrah karena dunia yang ingin
diraihnya, atau wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya kepada apa yang
di inginkan”.
Syeikh Imam Ibnu Athaillah melanjutkan :
فَافْهَمْ
قَوْلَهُ عَلَيْهِ الصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ وَتَأَمَّلْ هَذَا الْأَمْرَ اِنْ
كُنْتَ ذَا فَهْمٍ
“Pahamilah
sabda Rasulullah ini dan renungkanlah jika engkau mempunyai pemahaman”.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kitab Al-Hikam, Ibnu Athaillah
Al-Assakandary.
2.
Kitab Al-Hikam, Terjemahan bahasa
jawa, Misbah bin Zaini Musthofa.
3.
Percikan Samudra Hikam, Muhammad
Luthfi Ghozali.
4.
Al-Hikam Rampai Hikmah, Ibnu
Athaillah, Syehk Fadhalla Haeri.
5.
Al-Qur’an Tafsir Perkata,
Al-Hidayah.
6.
Shahih Bukhori, Percetakan
Al-Hidayah.
7.
Shahih Muslim, Percetakan
Al-Hidayah.
8.
Mutu Manikam dari Kitab Hikam,
Ikhtisar Abu Hakim dan Kartowiyono, Lc.
9.
Himpunan Dalil dalam Al-Qur’an dan
Hadits, Ahmad Muhammad Yusuf, Lc.
0 Response to "HANYA ALLAH TEMPAT CURAHAN HATI"
Posting Komentar