BAGAIMANA HATI BISA BERSINAR - . -->

BAGAIMANA HATI BISA BERSINAR

BAGAIMANA HATI BISA BERSINAR
OLEH : Dr. KH Irfan Aziz, M.Ag
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hayatul Islamiyah Kota Malang



كَيْفَ يَشْرُقُ قَلْبٌ صُوَرُ الأَكْوَانِ مُنْطَبِعَةٌ فِى مِرْأَتِهِ. اَمْ كَيْفَ يَرْحُلُ إِلَى الله وَهُوَ مُكَبَّلٌ بِشَهْوَتِهِ. اَمْ كَيْفَ يَطْمَعُ اَنْ يَدْخُلَ حَضْرَةَ الله وَهُوَ لَمْ يَتَطَهَّرْ مِنْ جَنَابَةِ غَفَلاَتِهِ. اَمْ كَيْفَ يَرْجُوْ اَنْ يَفْهَمَ دَقَائِقِ الأَسْرَارِ وَهُوَ لَمْ يَتُبْ مِنْ هَفَواَتِهِ.
“Bagaimana hati dapat bersinar sementara gambar dunia masih terlukis dalam cermin-Nya...? Atau, bagaimana hati bisa berangkat menuju Allah kalau ia masih terbelenggu oleh syahwatnya...? Atau, bagaimana hati akan bersemangat menghadap kehadirat Allah bila ia  belum suci dari “Jinabah” kelalaiannya...? Atau, bagaimana hati mampu memahami ke dalaman misteri gaib padahal ia belum bertobat dari kesalahannya?”.

Ma’asyiral Muslimin Muslimat Rahimakumullah,
Di dalam tubuh manusia ada sebongkah darah yang di namakan hati (qolbu) sesuatu yang bisa berbolak-balik.  Hati laksana cermin, ia memantulkan apa yang di hadapi dan diinginkannya. Hati (cermin) ini tertarik pada apa yang di inginkan dan menolak apa yang dihindarinya. Bila hati yang ikhlas menghadap cahaya ilahi, maka ia akan memantulkan kebenaran yang dalam, tetapi apabila hati menghadapi gegap gempitanya dunia yang selalu mempesona, maka ia akan memantulkan godaan syahwat yang fana.

Saudara seiman dan seagama,
Ada 4 pertanyaan yang dapat di jadikan rujukan di dalam mencari kesempurnaan iman dan taqwa demi tercapainya mardhatillah, apabila dapat menjawab  dengan aktivitas amal perbuatan maka Syeikh Al-Imam Ibnu Athailllah RA. menjamin keberhasilannya.
1.     (Pertama) “Bagaimana hati akan bersinar, sementara gambar dunia masih terlukis dalam cerminannya...???”.
Untuk membersihkan hati, manusia harus berupaya untuk tidak mencintai dunia secara berlebihan, karena cinta dunia itu termasuk penyakit wahn ( وهـن) yang dapat mengotori hati.
وَمَا الوَهْنُ يَارَسُوْلَ الله ؟ قَالَ حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ المـَوْتِ
“Apa penyakit Wahn itu ya Rasulullah...??? Rasulullah menjawab: Cinta dunia dan takut mati”.

Saudara...!!! Orang yang mencintai dunia akan selalu berusaha  (ngoyo-ngoyo dan ngongso-ngongso).
Untuk mencari dan mendapatkannya,  kadang-kadang tidak peduli subhat, halal atau haram. Bahkan usahanya kalau perlu di barengi dengan hasud, iri, dengki, sakit hati,  padahal sifat-sifat yang demikian  kata Imam Ghozali termasuk penyakit hati yang menghalangi “Nur Ma’rifatullah” sebaliknya jika hati sudah terlepas dari cermin dunia baik susahnya maupun senangnya, maka hati ini laksana lautan yang tidak akan pernah najis walaupun setiap hari menampung seribu bangkai. Demikian juga apabila hati kita sudah terlepas dari belenggu dunia, tidak akan pernah susah dan tidak akan mengeluh walau menghadapi seribu musibah, tidak akan sakit hati walau diterpa sejuta fitnah bahkan menghadapinya nyaman dan nikmat atas segala macam sedih susah dan gembira karena semua kehendak sang kekasihnya. Dialah Allah Azza Wazalla.
Tazkiyah (pensucian hati) harus di lakukan secara berkala dan istiqomah (ajeg) apabila tazkiyahnya berhasil maka hati akan hidup dari kematiannya, sehingga hati  mampu menerima “Nur Ma’rifatullah” Allah berfirman dalam surat Al-An’am ayat 122 :
  
“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian kami hidupkan dan berikan kepadanya cahaya yang terang yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya...??? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan”.
2.  (Kedua) “Bagaimana hati bisa berangkat menuju Allah kalau ia masih terbelenggu oleh syahwatnya?”.

Saudara Hadirin Rahimakumullah,
Dalam usaha menemui Allah perlu adanya mujahadah kesungguhan untuk melepas diri dari belenggu hawa nafsu walau yang terhalus sekalipun seperti keinginan kita untuk berada pada derajat  di atasnya oleh sebab itu hasrat nafsu harus di buang jauh-jauh, kita berhijrah dari yang fana menuju yang baqa’, sehingga hijab tabir Allah akan disingkap dan pintu ma’rifatullah akan terbuka.

Saudara seiman dan seagama,
3.     Adapun tahap ke tiga
“Bagaimana hati bisa bersemangat menhadap Allah bila ia belum bersuci dari “jinabat” kelalaianya”...???
Hati yang lalai membuat kemalasan, hati yang terkontaminasi dosa dan salah akan membuat bintik-bintik hitam yang dapat mengelamkan fikiran suci, sehingga tidak dapat jernih dalam melangkah tidak peka terhadap segala peristiwa.
Untuk mensucikan hati perlu kita rajut amaliah dhohir berdzikir, misalnya puasa dan sholat bahkan beriyadhoh pun bisa menghantarkan kesemangatan untuk menghadap Allah.
   
“Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) “Ya Allah Tuhan kami tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia” (QS. Ali Imran 191)”.
4.     Adapun tahap Ke Empat adalah
Bagaimana hati mampu memahami ke dalaman misteri ghaib padahal ia belum bertobat  dari kesalahan?”.


Saudara yang terkasih…!!!
Pada tahap ketiga ada gerakan tobat dari kelalaian sedangkan tahap keempat kita lakukan tobat dari kesalahan ketika salah menangkap isyarat maka akan berakibat salah melakukan sikap yang demikian inilah dapat menghambat kepekaan hati terhadap menyingkap misteri gaib. Untuk mencemerlangkan hati supaya nur ma’rifatullah menembus mata hati perlu adanya taubatan nasuha.

“Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri. Mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka”. (QS.Ali Imran:135)
“Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah...??? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan keji itu, sedangkan mereka mengetahui”. (Ali Imran : 135)

0 Response to "BAGAIMANA HATI BISA BERSINAR"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel