KEBERHASILAN TERGANTUNG PADA NIAT AWALNYA - . -->

KEBERHASILAN TERGANTUNG PADA NIAT AWALNYA

KEBERHASILAN TERGANTUNG PADA NIAT AWALNYA
 OLEH : Dr. KH Irfan Aziz, M.Ag
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hayatul Islamiyah Kota Malang


مِنْ علاَمَاتِ النَجْحِ فِى النِهَايَاتِ الرُّجُوْعُ
إِلَى اللهِ فِى البِدَايَاتِ
“Diatara tanda keberhasilah pada akhir perjuangan adalah berserah diri kepada Allah sejak permulaan”.

Maa’syiral Muslimin Rahimakumullah,
Karena Dialah Allah yang Awal dan yang Akhir dan Yang Menguasai alam dan waktu. Si salik (pencari kebenaran) di jalan Allah harus memulai perjuangannya dengan berserah diri kepada Tuhannya dan menerima segala keputusan-Nya. Orang sufi berpendapat:
اَنَا اُرِيْدُ وَاَنْتَ تُرِيْدُ وَالله فَعَّالٌ لِمَايُرِيْدُ
“Saya mempunyai keinginan dan cita-cita engkau-pun juga, dan Allah lah yang mengabulkan dan berkehendak pada keinginan dan cita-cita itu”.

Ayyuhal Ikhwan wal Akhawat Rahimakumullah,
Seorang yang menghambakan diri kepada Allah haruslah rendah hati, ia harus sadar secara terus menerus (istiqamah) terhadap karunia dan keputusan-Nya, berhasil ataupun gagal atas segala usahanya tidak akan membawa dirinya tinggi hati secara berlebihan, atau ia tidak akan merasa putus asa patah arang. Keberhasilan perjuangan adalah sebagai ujian dan sebaliknya kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda.
Saudara...!!! Bagi arifin (orang yang berma’rifatullah) senantiasa mempunyai etos kerja yang tinggi, karena ia merasa semua aktifitas yang sesuai dengan syari’at adalah ibadah, setiap ibadah yang dilandasi ihklas pastilah diridhoi Allah, apabila Allah ridha tidak ada kata lain kebahagiaan hakiki yang diperoleh. Firman Allah Surat At-Taubah ayat 59 :

 “Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi Kami, Allah akan memberikan sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, Sesungguhnya Kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah," (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).”

Saudara seiman dan seagama,
Untuk menggapai sukses kiatnya adalah menata hati sejak awal dari melakukan sesuatu niati ibadah, dan tawakkal kepada Allah supaya hidayah dan pertolongan-Nya selalu meliputi kita, bila tidak...??? Pasti akan kecewa ganda.
1.  Usahanya tidak berharga di hadapan Allah.
2.  Keberhasilanya berkualitas “semu” yang dapat melahirkan kesombongan dan kecongkaan, atau bisa jadi putus asa apabila gagal.
وَعَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ صَخْرٍ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ الله صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الله لاَ يَنْظُرُإِلَى اَجْسَامِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوْبِكُمْ وَاَعْمَالِكُمْ
“Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak memandang jasad-jasad kamu dan rupa-rupa kamu, akan tetapi Dia (Allah)  memandang pada hati dan amal kamu”.

Jadi yang paling penting sejak dini tatalah niat kita supaya bernilai aktifitas kita dihadapan Allah SWT. Lalu Mushannif Syeikh Imam Ibnu Athaillah melanjutkan mutiara hikmahnya.
مَنْ أَشْرَقَتْ بِدَايَتُهُ اَشْرَقَتْ نِهَايَتُهُ
Siapa yang cemerlang pada permulaannya, (maka) cemerlang pula pada sesudahnya.”

Saudara kaum Muslimin wal Muslimat yang di rahmati Allah,
Barangkali harus diperhatikan oleh umat manusia, apabila amal didorong oleh naluri dan sifat mementingkan diri sendiri, maka hasil akhirat akan mengecewakan, memalukan bahkan tanpa ada manfaatnya, bahkan segala usahanya oleh Allah diserahkan kepada setan untuk membimbingnya. Allah berfirman di dalam surat Al-An’am ayat 43

“Maka mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan syetanpun Menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka kerjakan.”

Dan sebaliknya!!! apabila perjalanan hidup di mulai dengan pendirian yang kuat dengan keinginan serta niatan yang tulus hanya mencari ridha Allah semata demi kebenaran dan ketinggian agama Allah maka besar kemungkinan pada akhirnya akan sukses dan berbahagia.

 DAFTAR PUSTAKA

1.     Kitab Al-Hikam, Ibnu Athaillah Al-Assakandary.
2.     Kitab Al-Hikam, Terjemahan bahasa jawa, Misbah bin Zaini Musthofa.
3.     Percikan Samudra Hikam, Muhammad Luthfi Ghozali.
4.     Al-Hikam Rampai Hikmah, Ibnu Athaillah, Syehk Fadhalla Haeri.
5.     Al-Qur’an Tafsir Perkata, Al-Hidayah.
6.     Shahih Bukhori, Percetakan Al-Hidayah.
7.     Shahih Muslim, Percetakan Al-Hidayah.
8.     Mutu Manikam dari Kitab Hikam, Ikhtisar Abu Hakim dan Kartowiyono, Lc.
9.     Himpunan Dalil dalam Al-Qur’an dan Hadits, Ahmad Muhammad Yusuf, Lc.

0 Response to "KEBERHASILAN TERGANTUNG PADA NIAT AWALNYA"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel