BERLAKULAH JUJUR
Oleh: Dr. Kh Erfan Aziz, M.Ag
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. أَلْحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى اُمُوْرِالدُّنْيَا
وَالدِّيْنُ – وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى اَسْرَفِ اْلاَنْبِيَاءِ
وَاْلمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. اَمَّا بَعْدُ
Para bapak, ibu, saudara yang
berbahagia,
Dari Ibnu Mas’ud RA. dari Nabi SAW. beliau
bersabda:
إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِى اِلَى اْلبِرَّ وَاِنَّ
اْلبِرَّ يَهْدِى اِلَى اْلجَنَّةِ وَاِنَّ الرَّجُلَ لَيَصْدُقُ حَتَّى يُكْتَبَ
عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا
“Sesungguhnya kebenaran itu menunjukkan
kepada kebaikan, dan kebaikan itu menunjukkan kepada surga dan sesungguhnya
seseorang itu berlaku jujur (benar) hingga ditulis disisi Allah sebagai orang
yang shiddiq (benar).
وَاِنَّ اْلكَذِبَ يَهْدِىْ اِلَى الْفُجُوْرِ وَاِنَّ
اْلفُجُوْرَ يَهْدِى اِلَى النَّارِ. وَاِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى
يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا (متفق عليه)
“Dan sesungguhnya dusta itu menunjukkan
kepada fujur, dan fujur itu menunjukkan kepada neraka. Dan sesungguhnya
seseorang itu berbuat dusta hingga ditulis disisi Allah sebagai pendusta”.
Saudara seiman dan seagama,
Kejujuran itu sering membutuhkan perjuangan.
Tidak dikatakan perjuangan bila tidak disertai pengorbanan.
Ulama’ hikmah mengatakan: “Kebesaran orang itu
terletak dalam kejujurannya, bukan pada keberaniannya. Sebab keberanian belum
tentu sama dengan kejujuran. Sedangkan kejujuran itulah sebetulnya keberanian”.
Maka sungguh benar apabila Rasulullah
mengatakan dalam sabdanya:
قُلِ اْلحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
“Katakanlah yang benar walau itu pahit
(berat mengatakannya”.
Ma’asyiral hadirin rahima kumullah,
Adalah Al-Hajjaj bin Yusuf seorang gubernur Iraq pada masa
pemerintahan Abdul Malik bin Marwan. Gubernur ini terkenal bengis dan kejam.
Andai korban kekejamannya ini ditumpuk pastilah tersusun sebuah gunung mayat.
Masya Allah, sungguh terlalu!
Saudara...! Al-Hajjaj sang gubernur
dalam suatu perjalanan ditengah panas terik yang amat sangat, ia perintahkan
rombongannya untuk beristirahat mendirikan tenda kemewahannya karena
kelelahannya. Kemudian sang gubernur perintahkan untuk membuat jamuan makan
siang dan mengundang kepala-kepala suku dan kafilah untuk ikut serta makan
siang. Tidak peduli berapa jauh pasukannya untuk mengundang kepada suku dan
kafilah dan pastinya tak seorangpun yang berani menolak undangan sang gubernur
yang terkenal bengis dan kejam ini. Tidak datang berarti sebuah hukuman dan kematian.
Hadirin...! Tiba-tiba lewatlah
seorang musafir tua didepan tenda sang gubernur. Ia disuruh berhenti supaya
bersedia makan siang bersama Al-Hajjaj sang gubernur.
Namun musafir tua itu menolak dengan sopan dan
berkata “Maaf paduka yang mulia, saya sudah diundang lebih dahulu oleh yang
lebih mulia dari Tuanku untuk memenuhi ajakannya. Jadi maaf terpaksa ajakan
Tuanku tidak dapat saya terima”. “Siapakah dia?” tanya Al-Hajjaj berang. “Dia
adalah Allah. Dan Dia telah mengajak berpuasa kepada saya hari ini”.
“Berpuasa dihari yang panas seperti ini?” ucap
Al-Hajjaj keheranan “Engkau bodoh sekali hai musafir!”.
“Tidak, saya merasa cukup pandai, sebab saya
berpuasa sekarang untuk menghadapi hari yang panasnya lebih dahsyat dari pada
hari ini, yaitu hari kiamat” jawab sang musafir tua.
Saudara...! Rupanya Al-hajjaj belum
menyerah begitu saja lalu berkata “Bukankan sebaiknya hari ini engkau berbuka
saja, besok engkau boleh puasa kembali!”
“Maaf paduka! Apakah paduka bisa menjamin besok
saya masih hidup?”
“Tentu saja aku tidak bisa menjamin seperti
itu”, jawab Al-Hajjaj Sang Gubernur.
“Kalau begitu, mengapa paduka hendak
mengalahkan pastinya hari ini dengan ketidakpastian hari besok?” Tegas sang
musafir.
Saudara hadirin Rahima kumullah,
Mendengar jawaban sang musafir Al-Hajjaj Sang
Gubernur menundukkan kepalanya, karena mendengar suatu yang tidak pernah ia
sadari dan tak pernah ia lakukan. Lalu Al-Hajjaj Sang Gubernur berkata: “Demi
Allah! Hatiku sangat tersentuh oleh keteguhan hati sang musafir itu, ia telah
menggoreskan bekas yang amat dalam di lubuk jiwaku”.
Saudara seiman dan seagama,
Ternyata kejujuran itu dapat membawa manfaat
kepada orang lain terlebih kepada diri kita sendiri. Maka perintah Allah Surat
At-Taubah ayat 119.
$pkr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# (#qçRqä.ur yìtB úüÏ%Ï»¢Á9$# ÇÊÊÒÈ
“Hai
orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama
orang-orang yang benar.”
Demikian saudara, dan terima kasih. Mohon maaf.
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
0 Response to "BERLAKULAH JUJUR"
Posting Komentar