MANFAAT BERSADAQAH
Oleh: Dr KH Erfan Aziz, MAg
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. أَلْحَمْدُ
لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
عَلَى سَائِرِ النِّعَمِ اِلَيْنَا – اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ اْلاَطْهَارُ وَاَصْحَابِهِ اْلاَخْيَارُ. اَمَّابَعْدُ
Para jama’ah yang dirahmati Allah,
Bagi orang yang beriman kecintaan yang paling
tinggi adalah mencintai Allah dan Rasulnya. Sudah barang tentu perlu adanya
pengorbanan sebagai pembuktiannya, bukan hanya harta nyawapun rela untuk
dikorbankan demi sang kekasih yaitu Allah dan Rasulnya. Untuk menggapai
pengakuan dari sang kekasihnya apapun yang ia miliki pasti dilepasnya. Pada
otak dan hatinya cuma ada kata “Demi Rido-Nya”. Maka tidak heran dalam Surat
Ali Imran ayat 92 :
`s9 (#qä9$oYs? §É9ø9$# 4Ó®Lym (#qà)ÏÿZè? $£JÏB cq6ÏtéB 4 $tBur (#qà)ÏÿZè? `ÏB &äóÓx« ¨bÎ*sù ©!$# ¾ÏmÎ/ ÒOÎ=tæ ÇÒËÈ
“Kamu
sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan
Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.”
Saudara hadirin rahima kumullah,
Untuk mencapai derajat habibullah (kecintaan
Allah) butuh pengorbanan dan ujian dan itu akan terjadi pada semua manusia
tidak pandang rakyat atau pejabat, orang melarat atau konglomerat, orang biasa
atau penguasa, wali atau nabi, umat nabi ataupun sahabat nabi. Salah satu
contoh ujian pernah dialami oleh keluarga putri Nabi Siti Fatimatuz Zahra
dengan Sahabat Ali bin Abi Thalib Karramallahu Wajhah.
Begini kisahnya! Ketika beberapa hari putri
Rasulullah yang bernama Fatimah jatuh sakit, Allah baru saja memberi
kesembuhan.
Saudara! Namanya orang baru
sembuh Siti Fatimah seperti “NGIDAM” (Bahasa Jawa) yah... bahasa kasarnya
“KEMARUKLAH” kepingin ini dan kepingin itu. Lalu berbicara kepada suaminya
Sayyidina Ali: “Mas...! Tolong saya belikan buah delima Mas!”. Mengetahui
istrinya baru sembuh, Sayyidina Ali tanpa banyak pikir langsung pergi ke pasar
membelikan buah delima toh walaupun uang yang ditangan hanya cukup untuk
membeli satu buah delima.
Saudara...! Setelah delima yang
hanya satu buah terbeli, ia timang-timang delima itu, ia pandang, ia cium,
dalam benak hati Sayyidina Ali RA. nanti istriku Fatimah pasti senang dan lahap
memakan buah ini.
Ma’asyiral hadirin Rahima kumullah,
Ditengah-tengah asyiknya membayangkan santapan
istrinya akan delima yang ia pegang, tidak disangka disampingnya sudah ada
pengemis yang merengek-rengek. “Mas...! Kasihi aku mas..., aku sudah tiga hari
tidak makan, kasikan kepadaku delima itu mas...!”. “Subhanallah...!” Ali kaget.
“Pak Delima ini cuma satu dan ini pesanan istriku!” “Mas...! Aku bila tidak engkau
beri delima itu bisa-bisa mati aku mas, karena aku sangat lapar. Tetapi istri
sampean bila tidak makan delima itu masih bisa makan yang lain”. Kata Sang
Pengemis.
Ditengah kebingungannya antara diberikan kepada
pengemis atau dibawa pulang untuk Fatimah istrinya ya...! Lalu Sayyidina Ali
RA. Ingat sabda Rasulullah SAW.
حَصِّنُوْا اَمْوَالَكُمْ بِالزَّكَاةِ وَدَوُوْا
مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَهِ وَاسْتَقْبِلُوْا اَنْوَاعَ اْلبَلاَءِ بِالدُّعَاءِ
“Bentengilah hartamu dengan zakat,
obatilah orang-orang yang sakit diantara kamu dengan sadaqah, dan hadapilah
berbagai macam musibah dengan do’a.”
Lalu keputusan Sayyidin Ali RA. memberikan
delima yang satu-satunya itu kepada pengemis demi kesembuhan istrinya.
Setiba di rumah Sayyidina Ali RA. dengan
hati-hati bercerita kepada istrinya, takut ia mengecewakan putri Rasulullah
SAW.
Saudara senasib dan seperjuangan,
Ditengah-tengah perbincangan tentang delima
yang diinfakkan kepada sang Pengemis. Ada orang ketuk-ketuk pintu dan
mengucapkan salam, ketika dibuka pintu oleh Sayyidatina Fatimah, ternyata
SALMAN ALFARISI dengan membawa talam yang ditutupi selembar kain “Wahai
Salman! Apa yang engkau bawa?”, tanya
Sayyidina Ali RA. “Saya diutus Rasulullah untuk membawakan delima kepada
putrinya”, kata Salman. Lalu Sayyidina Ali bertanya: “Berapa jumlah delima
itu?”. “Ya cobalah hitung sendiri wahai menantu Rasul”, jawab Salman. Ketika
dihitung oleh Sayyidina Ali, ternyata delima ada sembilan buah. Lalu Ali bertanya:
“Salman! Koq hanya sembilan! Seharusnya kan sepuluh”.
“Mas Ali, sampean diberi delima oleh Rasulullah
sembilan koq minta sepuluh”, sengah Salman.
Begini Salman, Allah berfirman:
`tB uä!%y` ÏpuZ|¡ptø:$$Î/ ¼ã&s#sù çô³tã $ygÏ9$sWøBr& ( `tBur uä!%y` Ïpy¥Íh¡¡9$$Î/ xsù #tøgä wÎ) $ygn=÷WÏB öNèdur w tbqßJn=ôàã ÇÊÏÉÈ
“Barang siapa amal baik, baginya
(pahala) sepuluh kali lipat amalnya, dan barang siapa berbuat perbuatan jahat
maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang
mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)”.
“Salman! Tadi saya amal delima satu buah kepada
pengemis, kalau ini delima dari Rasulullah pastinya sepuluh, sekarang saya mau
tanya kemana delima yang satu buah?”. Lalu Salman menjawab: “La ini apa Mas Ali
delimanya nyangkut di saku saya”. “Makanya Kang Salman jadi orang itu yang
jujur”, begitu nasehat Sayyidina Ali.
Saudara semoga kita dapat membiasakan sadaqah
walau seberapapun.
Semoga bermanfaat Amin dan terima kasih mohon
maaf.
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
0 Response to "MANFAAT BERSADAQAH"
Posting Komentar