ORANG TUA SEBAGAI PENDIDIKAN YANG UTAMA - . -->

ORANG TUA SEBAGAI PENDIDIKAN YANG UTAMA


ORANG TUA SEBAGAI PENDIDIKAN YANG UTAMA

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى جَعَلَ اْلعِلْمَ بِهِ مِنْ اَرْفَعِ الدَّرَجَاتِ وَاَهَمِّ اْلـمُهِمَّاتِ. أَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَمَّا بَعْدُ

Mustami’in Mustami’at yang saya hormati,
Pribadi yang kokoh terlahir dari keluarga yang kokoh. Ada ungkapan buah apel tidak akan jatuh jauh dari pohonnya. Artinya apa? Anak itu meniru sifat dan tabi’at orang tuanya.

Saudara! Bukankah para tokoh di bumi nusantara ini berasal dari keluarga baik-baik? Tidak mungkinlah...! Manakala keluarganya amburadul akan mencetak calon pemimpin masa depan. Ingat saudara! Segala kelakuan jelek orang tua secara otomatis akan ditiru oleh anak-anaknya. Tetapi belum tentu bagi orang tua yang baik-baik, belum tentu anaknya baik-baik.



Saudara Hadirin Rahimakumullah,
Kesuksesan pendidikan berkarakter (kata jaman sekarang) itu tergantung kepada kehidupan keluarga. Kalau budaya agama selalu dikedepankan dalam keluarga tersebut, hampir dapat dipastikan anak-anaknya akan perhatian dengan agama. Bila yang dilihat oleh anak dalam keluarganya teng...kaar melulu. Mabuk... setiap hari, maka secara otomatis anaknya akan bersifat keras hati, suka marah dan suka nyekek botol alias mabuk bin teler.
مَا فِى اْلاَبَاءِ فِى اْلاَبْنَاءِ
“Kebiasaan apa yang ada pada kedua orang tuanya itulah gambaran kebiasaan anak-anaknya”.

Jangan diharap anaknya bangun pagi untuk shalat subuh kalau orang tuanya tidak pernah shalat subuh. Jangan mengharap anaknya baca do’a akan makan kalau bapak ibunya tidak memberikan contoh yang baik.

Adalah Ki Hajar Dewantoro berpendapat bahwa pendidikan itu pelaksanaannya dibagi pada 3 tempat yang disebut TRI PUSAT PENDIDIKAN, yaitu:

1.    (Pertama) Pendidikan informal, maksudnya adalah pendidikan yang dilakukan oleh keluarga. Pendidikan ini sangat memegang peran, karena lingkungan keluargalah yang mewarnainya. Apalah artinya nilai disiplin ditanamkan di sekolah atau madrasah bila di rumah tidak disiplin. Apalah artinya di pondok pesantren diajarkan nilai-nilai kasih sayang kalau di rumah kedua orang tuanya tidak memberi contoh kasih sayang.
Begitu amat pentingnya pendidikan di dalam keluarga itu, sampai-sampai amirul mukminin Umar Ibnul Khottob memecat gubernurnya. Begini ceritanya. “Ketika Sayyidina Umar bersantai dan bersenda gurau dengan putra putrinya, ada yang bergelantungan ditangannya, ada pula yang menunggangi punggung Sayyidina Umar. Ditengah-tengah asyiknya bergumul dengan putra-putrinya masuklah sang gubernur “Al-Aqra’ bin Habis” karena melihat keadaan yang aneh bagi Sang gubernur, lalu ia bertanya heran: “Wahai amirul mukminin! Beginikah yang engkau lakukan dengan anak-anak tuanku?”. Lalu Umar balik bertanya: “Wahai Al-Aqra’ apa yang engkau lakukan dengan anak-anakmu di rumah?”. Al-Aqra’ sang Gubernur menjawab: “Tidak demikian halnya denganku, bila aku masuk anakku yang berdiri langsung duduk. Mereka yang sedang bergurau langsung diam. Bahkan anakku yang sedang tidur langsung bangun menyambutku. Aku mempunyai 10 anak, belum pernah aku menciumnya satupun dari mereka”. Kemudian Khalifah Umar berkata: “Jika demikian, maka engkau tidak cocok menjadi pemimpin kaum Muslimin”. Lalu Khalifah Umar memberi perintah untuk mencopot jabatan gubernurnya dan memecat Al-Aqra’ bin Habis dari jabatan gubernur.
Memang saudara!
اَلْبَيْتُ مَدْرَسَةُ اْلاُوْلَى
“Rumah tangga itu pendidikan yang pertama dan utama”

2.    (Kedua) Pendidikan informal. Pendidikan ini dilakukan di sekolah atau madrasah formal, dari MI/SD s/d Perguruan Tinggi. Sekolah formal dapat mewarnai kejiwaan dan karakter anak. Oleh sebab itu tentu tidak akan sama pendidikan ala islami dengan pendidikan umum. Perbedaannya terletak pada jumlah jam pendidikan agama. Di sekolah umum perminggu diajarkan 3 jam. Tetapi di sekolah Islam minimal pendidikan agam 10 jam perminggu. Tentunya akan berbeda dalam pembentukan pendidikan berkarakter yang bahasa dan agamanya disebut pendidikan akhlak.

3.    (Ketiga) Pelaksanaan pendidikan non formal. Pendidikan ini sangat erat hubungannya dengan lingkungan masyarakat. Ada ungkapan “Putihnya beras itu bukan disebabkan selepan (gilingan padi) tetapi putihnya beras itu disebabkan karena gesekan sesama beras”.
“Siapa yang berkumpul dengan penjual minyak wangi ikut menjadi wangi. Dan siapa yang berkumpul dengan penjual arang ikut hitam”.

Oleh sebab itu peran orang tua sangat berpengaruh dalam pergaulan putra-putrinya di masyarakat.
Sinyalemen Rasulullah melalui Riwayat Wahab bin Munabbih, sabdanya:
كَيْفَ اَنْتُمْ اِذَا طَغَى نِسَأَكُمْ وَفَسَقَ سَبَابُكُمْ وَتَرَكْتُمْ جِهَادُكُمْ.
“Bagaimana sahabat?” Tanya Rasulullah. “Bila suatu saat nanti istri-istrimu sudah kebablasan, dan pemudamu (anak-anakmu) sudah sama fasik (suka bermaksiat) sedangkan kamu (bapak-bapak) meninggalkan jihadmu (tidak peduli)”.
Saudara! Nampaknya jaman sekarang ini sudah terjadi kekhawatiran Rasulullah ini. Yang golongan ibu-ibu sibuk dengan shopingnya, sukanya dandan dan merias diri di salon kecantikan, senam dan spa demi merawat cantiknya, tetapi anak-anaknya dibiarkan saja. Tak ayal kalau anak-anaknya tidak punya panutan di rumah menjadilah anak liar, bahkan mereka akan mencari panutan lain, ya... kalau orang baik-baik yang mereka contoh Al-Hamdulillah. Tetapi kalau orang jelek pemabuk misalnya, pastilah anak kita akan menjadi pemabuk! Mirasantika menjadi budaya. Na’udzubillah Tsumma Na’udzubillah.

Demikian semoga yang sedikit ini menjadi pengingat kepada kita sekalian.
Jazakumullaha Khairan Jaza’

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.

0 Response to "ORANG TUA SEBAGAI PENDIDIKAN YANG UTAMA"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel