DUA KELOMPOK MANUSIA DI DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH - . -->

DUA KELOMPOK MANUSIA DI DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH


DUA KELOMPOK MANUSIA DI DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH  
OLEH : Dr. KH Irfan Aziz, M.Ag
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hayatul Islamiyah Kota Malang

www.pixabay.com
قَطَعَ السَّائِرِيْنَ لَهُ وَاْلوَاصِلِيْنَ إِلَيْهِ عَنْ رُؤْيَةِ اَعْمَالِهِمْ وَشُهُوْدِ اَحْوَالِهِمْ – اَمَّاالسَّائِرُوْنَ فَلِأَنَّهُمْ لَمْ يَتَحَقَّقُوْا الصِّدْقَ مَعَ اللهِ فِيْهَا وَاَمَّااْلوَاصِلُوْنَ فَلِأَنَّهُ غَيْبَهُمْ شُهُوْدِ عَنْهَا
“Allah menghindarkan orang-orang yang menuju-Nya dan juga orang-orang yang sampai kepada-Nya dari melihat amal mereka. Yang demikian bagi orang-orang yang tengah menuju kepada-Nya, adalah karena mereka belum benar-benar ikhlas dalam amal mereka. Dan bagi orang-orang yang telah sampai kepada-Nya adalah, karena mereka sibuk menyaksikan-Nya”.

Saudara kaum Muslimin-Muslimat yang berbahagia,
Amal ibadah apapun tidak sampai kepada Allah apabila masih disertai ujub yaitu menganggap amal ibadahnya sudah paling baik. Banyak orang kelak di akhirat merasa kecewa karena ketika di dunia merasa amalnya paling baik dan paling banyak, ternyata Allah tidak menganggapnya. Firman-Nya didalam Surat Al-Kahfi ayat 103-104.
 “Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"
“Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.”

Saudara! Imam Ibnu Athaillah membagi dua kelompok manusia yang beribadah kepada Allah yaitu:
1.    Pertama, Kelompok Salikin (yaitu orang yang menuju ridha Allah). Golongan ini memandang ibadahnya kepada Allah selalu merasa tidak sempurna didalam beribadah, karena setiap beribadah hatinya selalu tidak bisa hadir dihadapan-Nya. Ia selalu curiga kepada nafsunya sendiri yang selalu turut serta dalam ibadahnya, maka si salikin selalu tidak puas akan sembah sujudnya kepada Allah swt.
Firman Allah Surat An-Nisa’ 135:
 “... Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”

Kelompok Salikin ini apabila beribadah hanya mencari ridha Allah, ia tidak pernah merasa sempurna dalam beribadah, karena selalu khawatir nafsunya mencampuri ibadahnya. Maka bagi kelompok ini Allah berjanji dalam firman-Nya Al-Bayyinah ayat 8:

“Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya”.

2.    Yang kedua adalah kemompok wusul
اَلْوَاصِلُوْنَ فَلَأَنَّهُ غَيْبَهُمْ بِشُهُوْدِ عَنْهَا
“Yaitu orang-orang yang wusul kepada Allah, maka Allah telah menutup bagi yang wusul untuk melihat amalnya, karena yang dilihat adalah kebesaran Allah”.

Bagi kelompok wusul tak pernah dirinya bangga dengan aktifitas ibadahnya, ia selalu merasa tidak punya daya kekuatan kecuali dari Allah swt., karena itulah ia merasa ibadahnya bisa dilakukan karena Allah semata, apabila Allah menyayanginya pastilah aktifitas ibadahnya semakin meningkat dan berkualitas.

Saudara! Bagi kelompok wasilun Allah sempurnakan nikmat-Nya. Bagaimana tidak? Beribadah itu laksana menjumpai kekasihnya, ia pasti betah berlama-lama. Hujan, panas terik sekalipun pasti diterjangnya demi menjumpai kekasih-Nya yaitu Allah Azza Wajalla.

Bagi kelompok salikin kenikmatan Allah kadang dilalui dengan paksaan, tetapi bagi kelompok wasilun untuk menjumpai Allah dilakukan dengan cara nurut dan manut penuh keikhlasan. Al-Bayyinah ayat 5:
 “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.”



 DAFTAR PUSTAKA

1.     Kitab Al-Hikam, Ibnu Athaillah Al-Assakandary.
2.     Kitab Al-Hikam, Terjemahan bahasa jawa, Misbah bin Zaini Musthofa.
3.     Percikan Samudra Hikam, Muhammad Luthfi Ghozali.
4.     Al-Hikam Rampai Hikmah, Ibnu Athaillah, Syehk Fadhalla Haeri.
5.     Al-Qur’an Tafsir Perkata, Al-Hidayah.
6.     Shahih Bukhori, Percetakan Al-Hidayah.
7.     Shahih Muslim, Percetakan Al-Hidayah.
8.     Mutu Manikam dari Kitab Hikam, Ikhtisar Abu Hakim dan Kartowiyono, Lc.
9.     Himpunan Dalil dalam Al-Qur’an dan Hadits, Ahmad Muhammad Yusuf, Lc.

0 Response to "DUA KELOMPOK MANUSIA DI DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel