SABAR DALAM MENGHADAPI MUSIBAH
SABAR DALAM MENGHADAPI
MUSIBAH
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ – اَلحَمْدُ
لِلَّهِ رَبِّ
اْلعَالَمِيْنَ – وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى اَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ
وَاْلمـُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ لاَحَوْلَ وَلَا
قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ اْلعَلِيِّ اْلعَظِيْمِ. امابعد
Para Hadirin yang dimulyakan oleh Allah
SWT.,
Ibnu Mas’ud RA. Bercerita: “Ketika Rasulullah
SAW. shalat didekat Ka’bah ada Abu Jahal dan antek-anteknya duduk-duduk disitu.
Dan hari sebelumnya mereka menyembelih beberapa ekor kambing. Lalu Abu Jahal
berkata: “Siapakah diantara kalian yang mau mengambil kotoran kambing itu dan
berani menaruh kotoran tersebut ke punggung Muhammad yang sedang sujud itu?”
Kemudian salah satu dari mereka berdiri dan meletakkan kotoran kambing ke
punggung Rasulullah SAW. sambil tertawa terbahak-bahak. Ibnu Mas’ud RA. Berkata
didalam hatinya: “Andaikata aku mampu dan kuasa akan aku bersihkan kotoran itu
dari punggung Nabi SAW.”. Rasulullah disaat itu tetap sujud tidak mengangkat
kepalanya, hingga kejadian itu diberitahukan kepada putri beliau Fatimah yang
masih remaja. Fatimah membersihkan kotoran tersebut sambil memaki-maki Abu
Jahal dan kawan-kawannya. Selesai shalat Rasulullah berdo’a dengan suara yang
keras: “Wahai Allah binasakan orang-orang Quraisy itu”. Do’a Rasulullah sampai
tiga kali. Mendengar do’a Rasulullah mereka diam tidak tertawa lagi, mereka
ketakutan dengan do’a Rasulullah dan akhir dari do’a beliau: “Wahai Allah!
Binasakan Abu Jahal, Uqbah, ‘Utbah, Syaibah, Al-Walid bin Al-Mughirah dan
Umayyah bin Khalaf. Saudara...! Ternyata do’a Rasulullah terkabul mereka semua
terbunuh ketika perang Badar.
Ma’asyiral Hadirin Rahima kumullah,
Begitu beratnya ujian Rasulullah SAW. Padahal
beliau manusia kecintaan Allah SWT. Apalagi kita manusia biasa penuh dosa yang
suka bermaksiat, berkhianat dan tidak amanat.
Memang saudara...! Ketika Rasulullah ditanya
“Siapakah orang yang paling banyak tertimpa musibah?” Beliau menjawab:
اَلْأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الصَّالِحُوْنَ ثُمَّ اْلاَمْثَلُ
فَاْلاَمْثَلُ
“(Yaitu) para Nabi, kemudian orang-orang
yang shalih, lantas orang yang serupa, lalu orang-orang yang serupa”.
Bapak, Ibu, Saudara yang saya hormati,
Musibah yang Allah berikan kepada hambanya
adalah sama dengan ujian. Bagi murid, pelajar tidak akan pernah naik kelas
apabila tidak melaksanakan ujian. Begitu juga hamba Allah yang mendapat musibah
itu sebenarnya Allah akan mengangkat derajat iman hamba-Nya. Rasulullah
bersabda:
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ –
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ
خَيْرًا يُصِيْبُ مِنْهُ (رواه البخارى)
Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah
SAW. bersabda: “Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah, maka dia akan
menimpakan (musibah) kepadanya”.
(HR. Bukhori)
Saudara Hadirin Rahima kumullah,
Ibnu Abbas pernah bercerita bahwa diantara para
Nabi ada yang mengeluh kepada Allah: “Ya Allah mengapa hamba yang taat
kepada-Mu, tidak bermaksiat kepada-Mu dan selalu beribadah Engkau timpakan
musibah? Sedangkan hamba yang kafir, selalu bermaksiat dan tidak taat
kepada-Mu, Engkau hindarkan dari musibah, bahkan rejekinya lancar?” Lalu Allah
menurunkan firman-Nya: “Sesungguhnya hamba adalah milik-Ku, musibah juga
kepunyaan-Ku semuanya bertasbih kepada-Ku. Orang beriman punya dosa lalu Aku
beri musibah, musibah itu sebagai kafarat (penebus) dosa. Lalu nanti hamba-Ku
bertemu dengan-Ku lalu Aku balas dengan kebaikan-kebaikan. Sedangkan orang
kafir mempunyai dosa dan Aku lancarkan rejekinya tanpa musibah, sehingga kelak
bertemu dengan Aku lalu Aku balas dosa-dosanya dengan siksa”.
Lantas saudara...! Pertanyaannya apakah
musibah kita sebagai penebus dosa dan sebagai sarana bahagia di akhirat? Atau
kita lancar rejeki, tanpa bertemu dengan musibah, tetapi di akhirat kelak
bertemu dengan siksa? Ayo saya mau bertanya:
1.
Pilih diuji dengan musibah, tetapi
bahagia di akhirat? Atau,
2.
Dunia beres, rejeki lancar, hidup tanpa
musibah, tetapi di akhirat mendapat siksa yang tiada batasnya?
Akhirnya mari bersabar dikala mendapat musibah,
karena haqqul yakin Allah pasti mengangkat derajat iman dan taqwa kita, Amin Ya
Rabbal Alamin.
Terima kasih atas segala perhatian dan mohon
maaf atas segala kekurangan.
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
0 Response to "SABAR DALAM MENGHADAPI MUSIBAH"
Posting Komentar