UANGLAH SIFAT BURUK SUPAYA DAPAT MENDEKAT PADA ALLAH - . -->

UANGLAH SIFAT BURUK SUPAYA DAPAT MENDEKAT PADA ALLAH

BUANGLAH SIFAT BURUK SUPAYA DAPAT MENDEKAT PADA ALLAH
 OLEH : Dr. KH Irfan Aziz, M.Ag
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hayatul Islamiyah Kota Malang

أُخْرُجْ مِنْ اَوْصَافِ بَ
شَرِيَّتِكَ عَنْ كُلِّ وَصْ
فٍ مُنَاقِضٍ لِعُبُودِيَّتِكَ لِتَكُوْنَ لِنِدَاءِ الْحَقِّ مُجِيْبًا وَمِنْ حَضْرَتِهِ قَرِيْبًا
Keluarlah dari sifat-sifat kemanusiaanmu yang dapat merobohkan kemauanmu mengabdi (ubudiyah) supaya mudah memenuhi setiap panggilan Tuhanmu dan mendekat kehadirat-Nya”.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Sudah menjadi sifat dan watak manusia :
1.  Apabila melakukan sesuatu tergesa-gesa tanpa perhitungan, ingin cepat dan instan tidak sabaran Q.S. Al Isra’ ayat 11 :

 “Dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa”.
Salah satu sifat manusiawi yang dapat menghalangi wushul (sampai) kepada Allah adalah sifat tergesa-gesa, sifat ini adalah kebiasaan syetan, tanpa perhitungan matang, ketika ada peluang dan kesempatan tanpa pertimbangan akibatnya penyesalan. Hal ini sangat bertentangan dengan sifat para salikin (pencari jalan Allah). Hamba yang salik selalu bertanya di dalam hatinya, Ridha apa tidak Allah pada apa yang ia lakukan?, Halal, haram atau subhatkah pekerjaan ini?. karena apa yang ia lakukan cuma satu keinginannya “Ridha Allah SWT” Q.S. Al Fath ayat 29 :

 “Mereka (orang-orang beriman) mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya”.                            
Jadi saudara! Bila karunia dan ridha-Nya telah meliputi pada hamba-Nya pasti mudahlah bersemangat untuk memenuhi panggilan-Nya, dalam melakukan ibadah semangat, shalat dan zakatpun terasa nikmat, puasa lega dan haji pun dinikmati.
2.  Yang ke dua, sifat dan watak bawaan manusia adalah suka melewati batas. Q.S Al Alaq ayat 6 :
كَلاَّ إِنَّ الإِنْسَانَ لَيَطْغَى
Ketahuilah ! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas”.
Kebiasaan isyraf (berfoya-foya) dan tabdir (boros) adalah tabiat manusia, apabila sifat ini menguasai manusia, maka sama halnya mengikuti perilaku syetan, karena orang yang suka melampaui batas tidak akan pernah puas, kurang dan kurang. Jangan turuti! Dan jangan ikuti perbuatan syetan, firman Allah dalam surat Al Isra’ ayat 27 :

 “Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara syetan dan syetan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”.

Tidak heran ! Apabila kita sulit dan sudah dalam beribadah, mungkin hati kita masih suka melampaui batas yaitu berfoya-foya dan boros. Kendaraan masih layak diganti, rumah masih baik direnovasi dan pakaian sudah banyak maaaaaasih saja membeli dan memenuhi almari. Masya Allah!
3.  Untuk mempermudah memenuhi panggilan Allah! Tinggallah sifat keluh kesah.

Saudara seiman dan seagama !
Kebanyakan manusia bila diberi nikmat lupa menyebut nama Allah, tetapi kalau ditimpa susah dan musibah berkeluh kesah. Firman Allah surat Al Ma’arij ayat 19-21:

 “Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir”.
Orang yang suka mengeluh sama dengan tidak ikhlas dan tidak rela pada keputusan takdir Allah. Dan Allah sangat murka kepada orang-orang yang seperti ini. Dalam hadits Qudsi-Nya Rasulullah bersabda :
اِنْ لَمْ يَشْكُرْ عَلَى نَعْمَائِى وَلَمْ يَصْبِرْ عَلَى بَلاَئِى فَلْيَخْرُخْ مِنْ تَحْتِ السَّمَاءِ وَالْيَطْلُبْ رَبًّا سِوَايَ
“Jikalau tidak mau mensyukuri nikmat-nikmat-Ku dan tidak mau bersabar kepada ujian atau cobaan-Ku, maka keluarlah dari kolong langit-Ku dan carilah Tuhan selain Aku”.
Dan masih banyak sifat negatif manusia yang dapat menghalangi kejernihan mata hati sehingga menyulitkan untuk wushul (sampai) kepada Allah Swt. Maka Syeikh Imam Ibnu Athaillah mengingatkan kita :
أُخْرُجْ مِنْ اَوْصَافِ بَشَرِيَّتِكَ عَنْ كُلِّ وَصْفٍ مُنَاقِضٍ لِعُبُودِيَّتِكَ لِتَكُوْنَ لِنِدَاءِ الْحَقِّ مُجِيْبًا وَمِنْ حَضْرَتِهِ قَرِيْبًا
“Keluarlah dari sifat-sifat kemanusiaanmu yang dapat merobohkan kemauanmu mengabdi (ubudiyah) supaya mudah memenuhi setiap panggilan Tuhanmu dan mendekat kehadirat-Nya”.

Saudara Seiman dan Seagama
Untuk memudahkan diri dalam memenuhi panggilan Ilahi, haruslah menghilangkan hijab (tabir) kemanusiaan yang negatif. Sifat dan watak jelek misalnya iri, dengki, sombong dan riya’ (pamer) adalah bagian dari tabir yang dapat menghalangi datangnya Nur Ilahi. Cahaya Allah terhalangi dengan adanya sifat-sifat jeleknya sang hamba laksana sinar matahari yang terhalangi oleh mendung tebal akibatnya sinar matahari tidak tampak terang, maka bagi si salik (pencari jalan Allah) perlu mengadakan pengembaraan spiritual, ia perlu terbang tinggi menuju terangnya matahari laksana terbangnya para Nabi dan para Wali Allah.

Ayyuhal Ikhwan wal Akhawat Rahimakumullah,
Perjalanan spiritual para salikin menggunakan sarana mujahadah, riyadhah, dzikrullah, dengannya hati mereka bisa tenang, mata hatinya jernih dapat menembus tabir mendung yang menghalangi cahaya Allah. Maka sungguh benar para mursyid ahli thariqah mengajak dan membimbing jama’ahnya untuk dzikir Taqarrabun Ilallah, tujuannya hanya satu supaya hati ini dapat melihat dan mengenal Allah, kalau sudah kenal maka tumbuh dan kembang mahabbahnya kepada Allah yang kecintaannya akan melebihi kecintaan kepada harta bendanya, anak dan istrinya bahkan kepada dirinya sekalipun. Sabda Nabi SAW :
وَعَنْ أَنَسٍ رَضِيَ الله عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ الإِيْمَانِ اَنْ يَكُوْنَ الله وَرَسُوْلُهُ اَحَبَّ اِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا, وَاَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَيُحِبُّهُ إِلاَّ ِلله ِوَاَنْ يَكْرَهَ اَنْ يَعُوْدَ فِى الْكُفْرِ بَعْدَ اَنْ اَنْقَذَهُ الله مِنْهُ كَمَا يَكْرَهُ اَنْ يُقْذَفَ فِى النَّار (متفق عليه)                          

Tiga perkara siapa yang pada dirinya terdapat tiga perkara ini maka ia mendapatkan kelezatan iman (yaitu) : Allah Rasul-Nya lebih ia cintai dari pada yang lainnya, ia menyintai seseorang hanya karena Allah dan dia benci untuk kembali kepada kekafiran setelah diselamatkan oleh Allah dari padanya sebagaimana ia benci dilemparkan ke dalam api neraka”.(HR.Imam Bukhari dan Imam Muslim). 
DAFTAR PUSTAKA

1.     Kitab Al-Hikam, Ibnu Athaillah Al-Assakandary.
2.     Kitab Al-Hikam, Terjemahan bahasa jawa, Misbah bin Zaini Musthofa.
3.     Percikan Samudra Hikam, Muhammad Luthfi Ghozali.
4.     Al-Hikam Rampai Hikmah, Ibnu Athaillah, Syehk Fadhalla Haeri.
5.     Al-Qur’an Tafsir Perkata, Al-Hidayah.
6.     Shahih Bukhori, Percetakan Al-Hidayah.
7.     Shahih Muslim, Percetakan Al-Hidayah.
8.     Mutu Manikam dari Kitab Hikam, Ikhtisar Abu Hakim dan Kartowiyono, Lc.
9.     Himpunan Dalil dalam Al-Qur’an dan Hadits, Ahmad Muhammad Yusuf, Lc.

0 Response to "UANGLAH SIFAT BURUK SUPAYA DAPAT MENDEKAT PADA ALLAH"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel