GANTUNGKAN CITA-CITAMU KEPADA ALLAH - . -->

GANTUNGKAN CITA-CITAMU KEPADA ALLAH

GANTUNGKAN CITA-CITAMU KEPADA ALLAH
 OLEH : Dr. KH Irfan Aziz, M.Ag
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hayatul Islamiyah Kota Malang



لاَ تَتَعَدَّ نِيَّةُ هِمَّتِكَ إِلَى غَيْرِهِ فَالْكَرِيْمُ
لاَ تَتَخَطَّاهُ الأَمَالُ
“Janganlah cita-citamu tertuju pada selain Allah, karena Allah yang Maha Pemurah, Kemurahan-Nya tidak dapat dibatasi dengan angan-angan (harapan)”.

Ayyuhal Akhwan wal Akhawat Rahimakumullah,
Gantungkan cita-citamu di atas langit dan kejarlah cita-citamu sampai ujung dunia. Ungkapan ini perlu disikapi secara serius, tanpa adanya tindakan maka cita-cita hanya sekedar cita-cita atau sebuah angan-angan.
Seorang petani misalnya bercita-cita punya hasil panen yang melimpah, maka ia selalu memilih tanahnya yang subur, diolah dicangkul dan dibajak sampai tanahnya gembur. Secara perhitungan akalnya inilah tanah olahan yang siap ditanami, langkah berikutnya ia tentukan benih yang bagus tahan hama, gulma dan wereng, secara hitungan benih yang terbaik. Ketika mulai tumbuh ia rawat secara maksimal dan hati-hati, tidak lupa dipilih pupuk dan obat yang paling cocok dan istimewa dengan harapan bisa panen raya.
Apabila usaha untuk meraih cita-cita itu sedikit tidak disandarkan kepada Maha Murah-Nya Allah Swt . hanya mengandalkan daya upayanya belaka dengan cara dan metode bercocok tanam yang disesuaikan dengan ilmu dan teori saja, maka niat dan cara yang demikian itulah yang dimaksud oleh Imam Ibnu Athaillah “Janganlah cita-citamu tertuju selain kepada Allah”. Bagi seorang hamba yang beriman cara menempuh cita-cita dan keinginan hanya tertumpu pada kekuatan diri adalah kesalahan besar dan fatal yang sekaligus menunjukkan bahwa sebenarnya ia belum beriman secara sempurna. Allah mempertanyakan kepada manusia-manusia yang model begini pada surat An-Najm ayat 24-25 :   

“Atau Apakah manusia akan mendapat segala yang dicita-citakannya?”.
 “(Tidak), Maka hanya bagi Allah kehidupan akhirat dan kehidupan dunia”.

Saudara seiman dan seagama,
Maka seharusnya bagi petani atau siapa pun dan apapun yang dilakukannya hanya diniati ibadah. Bagi betani melakukan aktifitas bertaninya niati ikhtiyar untuk mendapatkan hasil yang melimpah. Bagi guru niatkan ibadah untuk mengamalkan ilmunya. Begitu juga bagi pelajar niatlah untuk menghilangkan kebodohannya sehingga kalau sudah mendapatkan ilmu ia lebih siap menghadapi masalah hidup dan kehidupannya, apabila ilmu didapat akan mampu menghadapi kesulitan dan tantangannya.

Ketika usaha dan aktifitas apapun diniati ibadah kepada Allah, maka ia akan mendapatkan pahala, dan pahala tersebut dapat berbentuk fasilitas, perlindungan bahkan dapat berupa petunjuk dan pertolongan sehingga dalam usahanya akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dan akhirnya hasil yang diperoleh akan melebihi angan-angan dan cita-citanya, karena kemurahan Allah Swt.
Bila sebaliknya usaha dan aktifitasnya hanya disandarkan kepada angan-angan dan cita-citanya tanpa bersandar kepada Kekuasaan dan Kemurahan Allah, maka hasil akhirnya sungguh akan mengecewakannya sebagaimana dia telah mengecewakan Tuhannya.

Saudara seiman dan seagama,
Bagi orang yang arif bijaksana selalu berharap kepada Allah dengan sifat Khauf dan Raja’. Khauf artinya selalu dalam kekhawatiran akan amal ibadahnya kalau-kalau Allah tidak menerimanya.
 “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik”.
Raja’ artinya selalu dengan penuh harapan memohon kepada Allah Swt . agar amal ibadahnya diterima oleh Allah Swt. Surat Al Kahfi ayat 110 :
 “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

Apabila seorang hamba dalam usahanya selalu membawa rasa Khauf  dan Raja’, maka ia selalu menggantungkan usahanya kepada Allah semata, kemampuan dirinya hanya sebagai sarana ikhtiar sebagai perwujudan ibadah ibarat orang memancing di sungai, yang di cari adalah ikan gurami ketika yang di cari tidak ditemukan berarti ia gagal dalam usahanya, makaketika memancing carilah ikan yang dapat dimanfaatkan apapun jenisnya yang penting adalah ikan walau tidak dapat ikan gurami bisa dapat ikan-ikan yang lain, boleh jadi dapat ikan hias yang jauh lebih mahal harganya. Untuk mendapatkan sesuatu yang manfaat, maka sandarkan niat dalam beraktifitas kepada Allah Swt. Allah berfirman di dalam surat Ath-Thalaq ayat 2-3 :
 “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar”.

0 Response to "GANTUNGKAN CITA-CITAMU KEPADA ALLAH"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel