KIAT MENDAPAT MAKRIFAT
KIAT MENDAPAT MAKRIFAT
OLEH : Dr. KH Irfan Aziz, M.Ag
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hayatul Islamiyah Kota
Malang
اِهْتَدَى
الرَّاحِلُوْنَ اِلَيْهِ بِاَنْوَارِ التَّوَجُّهِ وَالْوَاصِلُوْنَ لَهُمْ
اَنْوارُ الْمُواجَهَةِ, فَالأَوَّلُوْنَ لِلْأَنْوَارِ وَهَؤُلاَءِ الأَنْوَارُ
لَهُمْ, لِأَنَّهُمْ لله لاَلِشَيْءٍ دُوْنَهُ , قُلِ الله ثُمَّ ذَرْهُمْ فِى
خَوْضِهِمْ يَلْعَبُوْنَ
“Orang-orang
yang sedang menuju Allah mendapat petunjuk dengan cahaya pendekatan, sedang
orang-orang yang sampai kepada Allah mempunyai cahaya tatap muka. Yang pertama
milik cahaya, sedangkan cahaya milik yang terakhir, sebab mereka milik Allah,
bukan milik sesuatu selain-Nya. Katakanlah!!! Allah kemudian biarkan mereka
bermain-main dalam ketenggelaman mereka”.
Saudara seiman dan seagama,
Di dalam melakukan perjalanan spiritual
sangat ditentukan oleh niatnya dan selanjutnya menentukan metode atau cara yang
tepat untuk mengenal dan mendekat kepada Allah SWT. Setidaknya harus paham akan
keberadaan dirinya supaya mengenal Tuhannya, maka mereka diperlukan perenungan
dan berfikir, karena berfikir sesaat itu lebih baik dari pada beribadah satu
tahun.
Abul Laitsi As-Samaraqondi mengatakan, ada lima hal yang
dihasilkan dalam kebiasaan bertafakkur
yaitu :
1. Dapat mengenal
diri sendiri
Hal ini dapat memahami segala kekurangan dan kelebihannya, sehingga
dapat lebih mengenal kepada penciptanya.
مَنْ
عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ
“Siapa yang dapat mengenal dirinya sendiri,
maka dapat mengenal Tuhannya”.
2. Dapat
menumbuhkan kecintaan (Mahabbah) kepada pemberi nikmat.
Dengan mengingat pemberian nikmat, maka akan selalu ingat kepada
pemberi-Nya, sebagaimana mengingat kekasihnya.
3. Dapat menumbuhkan
pengharapan (Raja’)
Hamba yang raja’ selalu yakin usaha akan terpenuhi, karena
harapannya selalu digantungkan kepada Tuhannya.
4. Dapat
menumbuhkan rasa takut (Khauf ).
Takut kepada mahkluk!!!
Jauhi!!! Tetapi takut kepada Allah!!! Dekati!!!, karena Allah selalu
menyambut lebih dekat dari pada kedekatan hamba-Nya.
5. Dapat
menumbuhkan rasa malu (Haya’)
Apabila seorang hamba selalu berfikir tentang Maha Rahman dan
Rahimnya Allah, tentu akan malu bila melakukan kemaksiatan, kemungkaran, dan
kekafiran kepada Allah SWT.
Apabila 5 hal di atas telah dilakukan, maka akan hinggap kepada
Arifin
“Dan hak Bagi Allah(menerangkan ) jalan yang lurus, dan di antara
jalan-jalan ada yang bengkok. Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia
memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar).
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Bagi hamba yang ma’rifatullah,
cahaya Allah selalu menyinari dirinya, ia melangkah menuruti hidayah-Nya, detak
jantungnya berisi dzikir, akal sehatnya berbalut fikir, apapun yang di hadapi
dan ia temui mempunyai arti yang harus di terjemahkan, apakah ini nikmat???
ataukah ujian atau cobaan??? Allah berfirman QS.Ali-Imran ayat 190 :
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal”.
Fikir oang yang arifin jernih,
tatapan wajahnya optimis, selalu berhusnudzan kepada Allah, karena segala
ketetapannya adalah mutlak, dan sunnahnya adalah tepat, tidak pernah salah dan
telah disesuaikan dengan kemampuan hamba-Nya. QS. Al-Baqarah ayat 286 :
“Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya”.
Saudara terkasih karena Allah,
Ketika perjalanan spiritualnya
benar-benar telah mencapai kepada Allah (wushul). Sifat raja’nya benar-benar
mantap, karena ia menyadari segala kelemahan yang ada pada dirinya, semakin
tahu kejelekan dan kelemahan dirinya, semakin mengenal akan kebesaran Tuhannya
dan akhirnya ia akan bertawakkal dan pasrah kepada Tuhannya.
Saudara !! Orang yang sudah wushul (sampai kepada Allah) tidak akan
menggantungkan dari hasil usaha yang sudah dijalani, tetapi ia akan bergantung
kepada pemberian dan Rahman Rahimnya Allah, keyakinan dirinya milik Allah bukan
milik yang selain dia benar-benar haqqul yaqin, bukan ainul yaqin. Firman Allah
QS. Al-Baqarah ayat 284 :
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam
hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan
kamu tentang perbuatanmu itu”.
“Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya
dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu”.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kitab Al-Hikam, Ibnu Athaillah
Al-Assakandary.
2.
Kitab Al-Hikam, Terjemahan bahasa
jawa, Misbah bin Zaini Musthofa.
3.
Percikan Samudra Hikam, Muhammad
Luthfi Ghozali.
4.
Al-Hikam Rampai Hikmah, Ibnu
Athaillah, Syehk Fadhalla Haeri.
5.
Al-Qur’an Tafsir Perkata,
Al-Hidayah.
6.
Shahih Bukhori, Percetakan
Al-Hidayah.
7.
Shahih Muslim, Percetakan
Al-Hidayah.
8.
Mutu Manikam dari Kitab Hikam,
Ikhtisar Abu Hakim dan Kartowiyono, Lc.
9.
Himpunan Dalil dalam Al-Qur’an dan
Hadits, Ahmad Muhammad Yusuf, Lc.
0 Response to "KIAT MENDAPAT MAKRIFAT"
Posting Komentar