NAFSU ADALAH POKOK PANGKAL SEGALANYA
NAFSU ADALAH POKOK PANGKAL SEGALANYA
OLEH : Dr. KH Irfan Aziz, M.Ag
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hayatul Islamiyah Kota
Malang
اَصْلُ كُلِّ
مَعْصِيَةٍ وَغَفْلَةٍ وَشَهْوَةٍ الرِّضَا النَّفْسِ. وَاَصْلُ كُلِّ طَاعَةٍ
وَيَقْظَ عِفَّةٍ
عَدَمُ الرِّضَا
مِنْكَ عَنْهَا
“Pangkal
segala maksiat, kelalaian dan syahwat adalah pengumbaran (menuruti) nafsu. Dan
pangkal segala ketaatan, kewaspadaan dan kebajikan adalah tidak rela
(menghindari) dari godaan hawa nafsu”.
Saudara seiman
dan seagama yang berbahagia,
Adalah bawaan
manusia sejak dari lahir telah membawa nafsu yang tentunya dengan nafsu itulah
yang membedakan antara manusia dengan malaikat, dengan nafsu itulah dunia
menjadi indah, manusia bergairah, baik mencapai cita-cita dunia bahkan akhirat
sekalipun. Dengan syahwat ia mampu mengendalikan dengan akal sehatnya, kalau
tidak malah akan terjerumus dalam kehinaan. Bukankah Allah telah berfirman
dalam surat Yusuf Ayat 53 :
“Dan
Aku tidak membebaskan nafsuku, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh
kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya
Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Ma’asyiral
Muslimin Rahimakumullah,
Bagi orang
yang suka mengumbar nafsunya, itulah pokok pangkal perbuatan madzmumah
(tercela) bagi yang tidak suka menuruti hawa nafsunya, ia akan menjadi orang
yang mahmudah (terpuji). Sedangkan orang yang ma’rifatullah akan
bersungguh-sungguh menekan hawa nafsunya demi tercapainya keridhaan Allah SWT.
Walaupun
demikian nafsu tidak boleh dimatikan sama sekali, bila dihilangkan sama sekali
sama saja dengan mematikan kehidupan. Oleh karena itu hamba yang salikin harus
pandai dan piawai di dalam mengelola nafsunya.
Saudara seiman
dan seagama,
Nafsu itu
adalah bawaan hidup manusia sebagai perangkat kehidupan yang dapat dijadikan
sarana beribadah dan taat kepada Tuhan Allah SWT. karena Allah menyertakan pada
perangkat manusia di samping nafsu ada hati dan akal. Apabila akal dan hati
dapat mengendalikan dan mengelola nafsu dengan baik, maka itulah yang menjadi
pokok pangkal bangkitnya amal mahmudah (kebaikan). Dan sebaliknya
apabila manusia hobi dan suka menuruti nafsu kesenangannya sehingga akal
sehatnya ditunggangi nafsunya itulah pokok pangkal kehancuran dan kejelekan (madzmumah).
Allah berfirman QS. An Nisa’ ayat 135 :
“Wahai
orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan,
menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan
kaum kerabatmu. jika ia kaya ataupun miskin, Maka Allah lebih tahu
kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau
enggan menjadi saksi, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala apa
yang kamu kerjakan”.
Al-Busyairi
mengatakan : “Nafsu itu laksana anak bayi yang senang menyusu pada ibunya,
ia tak akan pernah mau melepaskan tetek (susu) ibunya walau sampai muntah
kekenyangan”. Oleh sebab itu berpandai-pandailah menyapih (memisahkan) diri
dari nafsu.
Muhammad Lutfi
Ghazali mengibaratkan
“Nafsu laksana api, manakala sejak kecil dijaga maka ia akan membawa
kemanfaatan, akan tetapi kalau dibiarkan begitu saja maka ia akan dapat
membakar dan menghanguskan apa saja”.
Sekarang yang
perlu kita sadari, dengan apa nafsu itu kita kendalikan? maka jawabannya adalah
:
1. Dengan
Puasa
Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi dari Muadz, bahwa
Rasulullah bersabda :
اَاَدُلُّكَ
عَلَى اَبْوَابِ الْخَيْرِ ؟ قُلْتُ بَلىَ يَارَسُوْلَ الله , قَالَ الصَّوْمُ
جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تَطْفِئُ الْخَطِيْئَةِ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءَ النَّارَ
“Apakah
tidak lebih baik aku menunjuki engkau kepada pintu-pintu kebajikan ? Aku
(Muadz) menjawab :”Baik benar, Ya Rasulullah. Bersabda Nabi Saw:
“Puasa itu perisai dan sedekah itu memadamkan kesalahan bagai air memadamkan
api”.
2. Dengan Shalat
اِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ
الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
“Sesungguhnya shalat itu
dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar (maksiat)”.
3. Dengan
memperbanyak dzikir
Firman Allah di dalam surat Ar Ra’du ayat 28 :
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram”.
Ma’asyiral
Muslimin wal Muslimat Rahimakumullah,
Ketika hamba
memperbanyak puasa, shalat dan dzikir, nafsu dapat di lokalisir dibatasi ruang
geraknya sehingga ruh dan akal sehatnya akan berdampingan dengan malaikat,
alhasil cenderung berbuat taat, dan sebaliknya bila kita malas bahkan ibadah
puasa, shalat dan dzikir tidak kita jalankan sama halnya ruh kita bersahabat
akrab dengan nafsu dan syetan, maka tidak heran bila selalu berkeinginan
berbuat dosa dan tidak mau bertobat. Maka sungguh tepat apabila Syeikh Imam
Ibnu Athaillah berkata : “Pangkal segala maksiat, kelalaian dan syahwat
adalah pengumbaran (menuruti) nafsu. Dan pangkal segala ketaatan, kewaspadaan
dan kebajikan adalah tidak rela (menghindari) dari godaan hawa nafsu”.
0 Response to "NAFSU ADALAH POKOK PANGKAL SEGALANYA"
Posting Komentar