WUJUD DAN KEKUASAAN ALLAH TIDAK TERBATAS
WUJUD DAN KEKUASAAN ALLAH TIDAK TERBATAS
OLEH : Dr. KH Irfan Aziz, M.Ag
Pengasuh Pondok Pesantren Al Hayatul Islamiyah Kota
Malang
عَلَى
مَاعَلَيْهِ كَانَ
“Allah
ada, dan tiada sesuatupun di samping-Nya, dan kini sebagaimana ada-Nya semula”.
Bagi hamba
yang bermaqam fana’ tidak akan pernah berpandangan lain kecuali hanya allah
yang ada dihadapannya. Segala makhluk adalah ciptaan-Nya, segala kejadian
adalah kehendak Allah.
Saudara seiman
dan seagama,
Kalau ada
orang yang melihat ciptaan-Nya tetapi tidak mampu menembus pandang yang
menciptakan ciptaan, itu bukan yang menciptakan atau sang pencipta yang tiada
tetapi mata orang tersebut yang tidak mampu memandangnya. Bila ada orang yang
dapat melihat kejadian alam misalnya banjir, gempa atau gunung meletus, tetapi
ia tidak bisa melihat yang menciptakan kejadian alam tersebut, bukan penciptanya
yang tiada, tetapi mata hatinyalah yang buta.
Maka sebagai
hamba-Nya hendaklah selalu memohon perlindungan dari kebutaan mata batin
sebagaimana do’anya Nabi Nuh As. Di dalam surat Hud ayat 47 :
“Nuh
berkata: Ya Tuhanku, Sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon
kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. dan Sekiranya
Engkau tidak memberi ampun kepada-Ku, dan (tidak) menaruh belas kasihan
kepada-Ku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi."
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,
Bagi Salik (pencari jalan menuju Allah)
untuk mengetahui wujud Allah harus melalui proses jalan yang panjang. Untuk
tingkatan awam berupayalah untuk mengenal adanya Allah itu dengan cara meyakini
bahwa semua benda apapun tidaklah mungkin adanya dengan sendirinya tanpa ada
yang membuatnya. Begitu juga semesta raya, langit yang dibentang tanpa tiang,
bumi yang ditumbuhi beraneka warna tumbuhan, dan lautan yang berair asinpun
juga di tengah-tengahnya berair tawar itu, pun tanpa dinding penyekat sungguh mohal
(tidak mungkin) bila tidak ada yang menciptakan.
Saudara! Keberadaan dan kekuasaan Allah
tidak terbatas, dengan kesendirian-Nya ia mampu menciptakan apa saja. Ia tidak
perlu pendamping “Qiyamuhu Binafsihi” oleh karenanya Allah mengingatkan
kepada hamba-Nya di dalam surat Saba’ ayat 9 :
“Maka Apakah mereka tidak melihat langit dan
bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? jika Kami menghendaki, niscaya
Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan kepada mereka gumpalan dari
langit. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda
(kekuasaan Tuhan) bagi Setiap hamba yang kembali (kepada-Nya)”.
Shalihin-shalihat
yang dirahmati Allah,
Allah-lah yang
maha awal (mula) dan yang maha akhir “huwal awwalu wal akhiru” tidak ada yang mendahului-Nya
dan dialah Allah yang maha akhir tidak ada yang lebih akhir dari-Nya Allah
adalah nur langit dan Nur bumi dan Allah adalah sumber dari segala Nur. Maha
Suci Allah dari segala yang menutupi-Nya.
Kekuasaan dan
Kesendirian-Nya mutlak tidak perlu adanya pendamping, apa yang ia kehendaki
terjadilah. Qs.Yasiin :82-83 yang berbunyi :
“Sesungguhnya
keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:
"Jadilah!" Maka terjadilah ia”.
“Maka Maha suci (Allah) yang di tangan-Nya
kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan”.
Para Salik
yang dicintai oleh Allah,
Untuk mengenal
wujudnya Allah dan untuk memahami sifat kesendirian dan kekuasaan Allah perlu
adanya proses bermakrifat ke pada-Nya.
1. (Pertama), Ma’rifat yang langsung memancar
dari hati dan ruh (sepiritual) yang kemudian dipancarkan lagi di dalam akal dan
fikir (secara rasional) selanjutnya teraktualisasi (dapat ditunjukkan) melalui
akhlak perilaku sehari-hari. Golongan hamba ini adalah kelompok manusia yang
dicintai oleh Allah, karena Allah mencintainya terlebih dahulu, maka sangat
mudah baginya untuk mengenal wujud Allah dan kekuasaan-Nya.
2. (Yang Kedua), Proses makrifatullah dengan cara
melakukan penelitian dan pengembangan fikir (rasional), ia cari argumentasi,
mengapa hujan turun, apa penyebab banjir, kenapa gunung meletus. Dari situlah
ia bertafakkur mencari sebab musabab yang akhirnya perjalanan dan pengembaraan
fikirnya mentok, berhenti pada titik kulminasi “Dialah Allah yang
menghendakinya”. Proses makrifat yang kedua inipun juga atas kasih sayang
dan hidayah Allah. QS. Al-Baqarah ayat 164 :
“Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang
berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan”.
0 Response to "WUJUD DAN KEKUASAAN ALLAH TIDAK TERBATAS"
Posting Komentar