RINGANKANLAH BAWAAN KITA - . -->

RINGANKANLAH BAWAAN KITA


RINGANKANLAH BAWAAN KITA


اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اْلـمُرْشِدِ لِطَاعَتِهِ – اَلْـمُزْجِرِ عَنْ مَعْصِيَتِهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ – وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ – اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. امابعد

Saudara Hadirin senasib dan seperjuangan,
Pada suatu hari Rasulullah SAW. keluar sambil memegang tangan Abu Dzar, lalu bersabda: “Wahai Abu Dzar di depanmu ada suatu bukit terjal yang tidak akan bisa mendekatinya kecuali orang-orang yang ringan bawaannya”. Abu Dzar berkata: “Wahai Rasulullah, apakah saya tergolong orang yang ringan bawaaannya atau orang yang berat bawaannya”. Rasulullah bertanya kepada Abu Dzar: “Apakah kamu mempunyai persediaan makanan untuk hari ini?” “Iya” Jawab Abu Dzar”. Beliau bertanya lagi: “Makanan untuk besok pagi?”. “Ya saya punya” Jawab Abu Dzar. Rasulullah bertanya kali yang ketiga: “Untuk lusa, apakah kamu punya?” “Tidak punya Ya Rasulullah” Jawab Abu Dzar. Lalu Rasulullah bersabda:
فَلَوْ كَانَ عِنْدَكَ ثَلاَثَةُ اَيَّامٍ كُنْتَ مِنَ اْلـمُثْقِلِيْنَ.
“Seandainya kamu mempunyai persediaan makanan untuk tiga hari maka kamu termasuk orang-orang yang berat bawaannya”.

Ma’asyiral Muslimin yang dirahmati Allah,
Jaman sekarang manusia bekerja banting tulang, peras keringat, kepala jadi kaki dan kakipun menjadi kepala. Waktu 24 jam serasa kurang andaikata ada tambahan masih akan minta waktu tambahan kepada Allah SWT.
Manusia banyak lupa, bahwa hidup, mati, jodoh dan rejeki itu adalah hak perogratif Allah SWT. Maka tidak heran mencari sandang, papan dan pangan tidak cukup di halaman, pekarangan dan tanah kelahiran, ia rela meninggalkan anak, istri atau suami ke luar negeri menjadi TKW dan TKI 2 tahun bahkan 10 tahun meninggalkan keluarga mengadu nasib, yang ngeri bukan harta yang diperoleh malah dapat anak. Al-Hasil bukan pulang-pulang malah cerai dengan suami atau istrinya.

Saudara! Banyak diantara kita bekerja hanya mengandalkan otot dan otak. Tetapi tidak disertai dengan do’a dan tawakal. Andaikata mau belajar dengan kejadian alam dan dunia binatang, pasti kita tidak akan kelongso-longso (Bahasa Jawa)nya! Pasti tidak akan jauh-jauh dari keluarga sampai disiksa majikan! Coba kita lihat seekor laba-laba yang tak punya kuasa, hanya bisa menganyam rumahnya yang berupa jaring-jaring lemah mudah putus dan sobek, tetapi laba-laba penuh optimis pasti Allah mengirimkan makanan untuknya. Laba-laba saudara! Punya keyakinan Allah itu bersifat Rububiyah. Maksudnya Allah yang menciptakan dirinya dan Allahpun yang berkewajiban memeliharanya. Maka ia sulam dan ia sambungkan jaring-jaringnya yang mudah putus itu, dan setelah usai menganyam jaring-jaringnya ia berdo’a dan bertawakal. Alhamdulillah tidak ada seekor laba-laba yang mati kelaparan.

Saudara! Allah berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 97:
ô`tB Ÿ@ÏJtã $[sÎ=»|¹ `ÏiB @Ÿ2sŒ ÷rr& 4Ós\Ré& uqèdur Ö`ÏB÷sãB ¼çm¨ZtÍósãZn=sù Zo4quym Zpt6ÍhŠsÛ ( óOßg¨YtƒÌôfuZs9ur Nèdtô_r& Ç`|¡ômr'Î/ $tB (#qçR$Ÿ2 tbqè=yJ÷ètƒ ÇÒÐÈ  
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.

Saudara Hadirin yang berbahagia,
Sebenarnya kunci sukses itu cuma satu yaitu ibadah. Apabila ibadah kita kepada Allah SWT. baik, maka baiklah kehidupan kita. Dan apabila ada orang ekonominya sukses, tetapi ia tidak beribadah kepada Allah, maka kesuksesannya itu semu. Yakni di dunia bahagia tetapi Masya Allah di akhiratnya pasti terlunta-lunta.

Bagi orang beriman meyakini bahwa kelak orang kaya itu masuk surganya selisih 500 tahun dibandingkan dengan orang miskin. Dan menyadari bahwa ujian harta itu lebih berat dari pada ujian miskin. Melalui Hadits Qudsi Rasulullah bersabda: “Allah Ta’ala berfirman Hambaku yang beriman merasa gembira bila Aku lapangkan sedikit dunia untuknya, padahal yang demikian itu menjauhkan dari-Ku, dia merasa sedih bila Aku sempitkan dunianya, padahal yang demikian itu mendekatkan kepada-Ku, lalu Rasulullah membaca ayat:
اَيَحْسَبُوْنَ اَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِيْنَ نُسَارِعُ لَهُمْ فِى اْلخَيْرَاتِ بَلْ لاَيَشْعُرُوْنَ.
“Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa) Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak! Sebenarnya mereka tidak sadar”.

Oleh sebab itu sebaiknya kita harus paham bahwa harta, pangkat, dan anak itu sebenarnya ujian dari Allah. Berbahagialah bagi orang yang Qona’ah selalu mencukupkan diri atas nikmat yang Allah berikan dan sekaligus mau mensyukurinya.

Semoga kita lolos dan lulus dari ujian Allah SWT. Amin Ya Rabbal Alamin.
وَاللهُ اْلعَوْنِ وَالتَوْفِيْقِى.
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ.

0 Response to "RINGANKANLAH BAWAAN KITA"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel